Kyai Haji Subkhi adalah seorang kyai yang sangat
tersohor pada masa perang kemerdekaan, dan beliau berasal dari parakan
temanggung, pada masa penjajahan belanda banyak sekali badan kelaskaran yang di
bentuk oleh rakyat guna membantu TKR (sekarang TNI) dalam menumpas penjajah
belanda, saat itu belum banyak pejuang yang bisa mendapatkan senjata karena
memang masih snagat terbatas adapun pejuang yang sudah menggunakan senjata api
yaitu prajurit dari TKR sedang para pemuda yang tergabung dalam laskar biasa nya
menggunakan senjata berupa bambu runcing.
Senjata tradisional ini sangat umum digunakan senjata yang
terbuat dari bambu yang diruncingkan ini bahkan sudah digunakan pada masa
pendudukan jepang, bahkan pasukan peta memperlakukan senjata ini layaknya bayonet,
bahkan sampai saat ini sejarah mencatat senjata ini sebagai benda yang sangat
erat kaitannya dengan pejuang dan kemerdekaan Indonesia, sangat banyak dari
para pejuang yang menggunakan senjata ini untuk bertempur karena memang pada
waktu itu masih sangat sulit mendapatkan pasokan senjata, bahkan sebagian
senjata yang dibawa oleh TKR adalah hasil rampasan perang.
Jika berbicara mengenai bambu runcing tentu sangat erat
kaitannya dengan laskar dan ulama, salah satu laskar yang terkenal pada masa
itu adalah laskar Hizbullah yang di bentuk
oleh ulama muslim, sebagian besar anggota dari laskar ini berasal dari para
santri pondok pesantren dan hal ini
sangat berkaitan erat tentunya dengan salah seoorang ulama yang berasal dari
parakan yaitu Kyai Haji Subkhi, beliau
adalah salah seorang ulama dari pondok pesantren yang berada di kecamatan parakan
kabupaten temanggung, pada saat itu kaum muslimin khususnya para pejuang sangat
percaya dengan karomah yang dimiliki oleh Kyai
Haji Subkhi mereka sangat percaya jika bambu runcing yang sudah di doakan
oleh beliau dapat membuat musuh ketakutan di samping itu para pejuang yang
tergabung dalam laskar maupun tentara pemerintah memiliki kekuatan di luar
nalar manusia bahkan konon ada pula pejuang yang tidak mempan tertembus peluru,
hal ini tentunya tidak asing bagi masyarakat jawa pada umumnya karena jika di
telisik lebih dalam nenek moyang mereka berasal dari tentara-tentara kerajaan
yang sangat menguasai ilmu kanuragan, namun lain halnya dengan tentara musuh
yang malah terheran-heran melihat keberanian pasukan bambu runcing ini dan
senjata ini juga di takuti oleh para tentara belanda karena apabila sampai
tertusuk oleh bambung runcing mereka tidak langsung mati begitu saja tapi akan
merasakan sakit yang sangat luar biasa terlebih dahulu.
Kyai Haji Subkhi Sedang Berjalan Di sekitar Lingkungan Tempat Tinggalnya
Pada masa itu beliau sangat terkenal seantero jawa khususnya
dikalangan para pejuang, sangking terkenalnya bahkan seorang pemimpin panglima
besar jenderal sudirman (saat itu masih berpangkat Kolonel) sampai datang ke
parakan untuk meminta doa dari kyai haji subkhi sebelum mengikuti perang di
ambarawa yang saat ini kita kenal dengan peritiwa palagan ambarawa, hampir
setiap hari kediaman Kyai Haji Subkhi
di penuhi dengan rombongan-rombongan pejuang, bahkan menurut saksi sejarah yang
masih hidup hingga saat ini daerah parakan pada saat itu selalu ramai dengan
ribuan pejuang yang hendak menuju kediaman Kyai
Haji Subkhi untuk meminta agar bambu runcing yang mereka gunakan untuk
berjuang di doakan oleh beliau.
Begitu pula yang terjadi di stasiun-stasiun yang hendak
menuju ke arah temanggung selalu padat di penuhi oleh para penumpang yang
membawa sebatang bambu dengan panjang dua meter yang ujungnya di runcingkan,
dan tidak hanya soal bambu runcing namun ada pula diantara pejuang yang meminta
agar tubuhnya didoakan agar kebal terhadap tusukan maupun senjata tajam lainnya
serta peluru.
Pada masa itu hampir semua santri kecuali anak-anak memiliki
bambu runcing yang tersimpan di rumahnya dan tentunya sudah di doakan oleh Kyai
Haji Subkhi, hal ini sengaja dipersiapkan apabila musuh datang menyerang daerah
sekitar mereka, tidak hanya santri bahkan hampir semua penduduk baik tua maupun
muda di daerah tersebut rata-rata memiliki bambu runcing.
Tampak para pejuang
memasuki kota parakan (1945)
Sejarah mencatat pemimpin yang pernah datang bersama dengan
pasukan nya untuk meminta doa di kediaman Kyai Haji Subkhi diantara nya adalah “Laskar
Hizbullah” yang di pimpin oleh Zainul
Arifin, “Barisan Sabilillah” yang di pimpin oleh KH Masykur, “Barisan Pemberontak
Rakyat Indonesia” yang di pimpin oleh Bung Tomo, “Barisan Banteng” dibawah pimpinan Dr Muwardi, “Laskar Rakyat” di
bawah pimpinan Ir Sakirman, “Laskar Pesindo” di bawah pimpinan Krissubbanu
serta TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di bawah pimpinan Kolonel Soedirman dan
masih banyak lainnya.
Para napi di Surabaya
membawa bambu runcing
Tentara dengan senjata bambu runcing
Kyai Haji Subkhi adalah ulama yang lahir pada 31 Desember
1858 di daerah kauman parakan beliau adalah putra dari KH harun rasid dan sang kakek yang bernama KH
abdul wahab beliau sang kakek adalah termasuk dalam salah satu pasukan
diponegoro yang ikut perang jawa pada (1825-1830) melawan penjajah belanda, sang
kakek KH abdul wahab merupakan putra dari tumenggung bupati suroloyo Mlangi
Yogyakarta.
Peran kyai haji subkhi
sebagai ulama yang sangat berjasa bagi para pejuang yang sangat terkenal pada
waktu itu menjadikan beliau salah satu target mati tentara belanda, belanda
yang datang ke kediaman beliau pada agresi militer belanda kedua (Desember
1948), mereka memasuki kota parakan dan mendatangi kediaman beliau, namun
beliau berhasil lolos dari kejaran tentara belanda sedangkan putra beliau Kyai
Abdurrahman gugur temtembak saat melakukan perlawanan terhadap tentara belanda
kemudia beliau di anugerahi gelar pahlawan nasional oleh presiden soekarno.
Kyai haji subkhi lahir dengan nama kecil Muhammad
benjing, setelah menikah beliau berganti nama menjadi sumowardojo, kemudian
setelah naik haji beliau kembali berganti nama menjadi Subkhi dan beliau wafat
pada 6 April 1959 di parakan kabupaten temanggung.
Makam Kyai Haji Subkhi
Monumen Bambu Runcing Temanggung
Wah sangat informatif terimakasih sudah upload sejarah tentang Kyai Haji Subkhi jadi lebih memperkaya informasi dan pengetahuan
BalasHapusIya mas sama-sama
Hapus